Gema takbir dikumandangkan sejak malam hingga Minggu, dilanjutkan dengan sholat Idul Adha dan ritual menyembelih hewan kurban untuk diserahkan kepada masyarakat kurang mampu.

Dalam bincang-bincang dengan VOA, Bachtiar Efendy mengingatkan makna yang dapat dikaji lebih dalam melalui ritual berkurban termasuk hikmahnya bagi pemerintah sehubungan dengan upaya menjembatani kesenjangan sosial.

“Kesediaan untuk berkurban, kesedian untuk berbagi kelebihan kepada mereka yang
berkurang. Hal-hal ini sebaiknya tidah hanya direfleksikan atau disimbolkan dengan kesediaan kita untuk menyembelih kambing dan membagikan dagingnya kepada orang-orang setahun sekali. Semangat ini harus dirasakan setiap saat," ujar Bachtiar. "Ini berlaku juga bagi pemerintah. Idealnya mereka berbagi kekuasaan di dalam pengertian bersedia untuk merusmuskan kebijakan yang bermanfaat bagi orang kebanyakan dan bukan hanya bermanfaat bagi diri dan kelompoknya.”

Bachtiar Efendy berharap agar umat Muslim di Indonesia dan di dunia dapat mengartikan
sebuah simbol dari berkurban dan mengimplementasikannya dengan baik. Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kebaikan adalah hal yang diajarkan setiap agama. "Agama mengajarkan secara simbolik bahwa kamu harus berbagi dan itu sebetulnya bukan hanya kambing tapi juga sedekah dan zakat. Juga, bukan hanya dilakukan pada hari-hari keagamaan, tapi setiap hari dalam jumlah yang substansial dan signifikan,” ingatnya.

Bachtiar Efendy juga menilai setiap tahun masyarakat yang berkurban terus meningkat yang dapat diartikan bahwa kesadaran umat Muslim di tanah air untuk berkurban semakin tinggi. “Kalau kita melihat apa yang dimumkan di masjid-masjid menjelang atau sesudah Idul Adha, jumlah hewan kurban semakin banyak. Ini pertanda gairah untuk berkurban
meningkat dan didukung oleh kemampuan finansial mereka,” kata Bachtiar.

Namun, Bachtiar Efendy juga mengakui seiring dengan meningkatnya semangat umat Muslim untuk berkurban semakin bertambah pula jumlah masyarakat yang menerima hasil kurban. Kondisi itu menurutnya dapat diartikan bahwa tingkat kemiskinan di tanah air masih tinggi. Ia berharap tahun-tahun kedepan situasi tersebut dapat terus berkurang.

“Paralel dengan situasi ekonomi sebagian besar masyarakat kita, otomatis lah pada setiap-setiap peristiwa seperti itu, kita lihat banyak orang yang menerima daging kurban. tapi kalau situasi bagus, angka kemiskinan bisa ditekan kemudian pengangguran juga rendah, saya kira juga walaupun banyak orang melakukan kurban akan sedikit orang yang menerima dan itu kemudian akan diberikan kepada daerah- daerah lain yang lebih membutuhkan,” tambahnya.(VOA)