Semua pekerjaan mempunyai nilai. Jadi apapun pekerjaannya kita merupakan orang yang berharga. Sehingga tidak ada perbedaan antara Dosen dan Pegawai. Jangan sampai yang menjadi pegawai merasa lebih rendah karena masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda dalam memberikan pelayanan prima, demikian ungkap Dhimas Prasetyo Direktur PT Little Bee Edutaiment pada acara Pelatihan peningkatan layanan kinerja Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sabtu (29/10)......
Semua pekerjaan mempunyai nilai. Jadi apapun pekerjaannya kita merupakan orang yang berharga. Sehingga tidak ada perbedaan antara Dosen dan Pegawai. Jangan sampai yang menjadi pegawai merasa lebih rendah karena masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda dalam memberikan pelayanan prima, demikian ungkap Dhimas Prasetyo Direktur PT Little Bee Edutaiment pada acara Pelatihan peningkatan layanan kinerja Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sabtu (29/10) di Hotel Cakra Kusuma Yogyakarta. Diikuti sejumlah 108 peserta terdiri dari Dosen dan Pegawai FIS dan FE UNY. Pelatihan juga menghadirkan Dr. Bagus Riyono, MA Dosen Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Acara juga dihadiri Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, Kepala Jurusan/Prodi, Kepala Bagian Tata Usaha dan Kasubag di lingkungan FIS dan FE UNY.
“Kehidupan” tidak terjadi begitu saja kepada kita. Kehidupan adalah serangkaian pilihan dan bagaimana kita merespon setiap situasi yang terjadi. Di dalam kehidupan kita pasti ada kompetisi. Kompetisi berarti bersiap menjadi diri terbaik bagi kita. Perlakukan persaingan secara “wajar”, persaingan bukan berarti perang. Persaingan berarti belajar, persaingan berarti menyiapkan dan artinya menjadi diri terbaik bagi kita. Dalam dunia yang kompetitif ini kalau kita hanya menyelesaikan pekerjaan seperlunya kita akan terdepak, ujar Dhimas.
Menurut Bagus, layanan prima adalah memberikan kepada penerima jasa apa yang betul-betul mereka butuhkan dan inginkan, bukan memberikan apa yang kita pikir dibutuhkan oleh mereka. Adapun tingkatan pelayanan prima antara lain; memenuhi kebutuhan dasar dari penerima jasa, memenuhi harapan penerima jasa dan melebihi harapan penerima jasa, memberikan lebih dari apa yang mereka harapan sebelumnya.
Empat perilaku kunci diantaranya; penuh perhatian, kemampuan “problem solving”, spontan fleksibel dan mampu melakukan perbaikan atas kesalahan. Ingat “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” , ucapnya.
Sedangkan Prof Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag. Dekan FIS UNY saat membuka acara menyampaikan, ketika menempatkan kepada pihak lain, dengan didasari oleh panggilan jiwa dan suasana hati sebagai ungkapan pengabdiannya (peribadatannya) kepada Allah SWT, maka yang akan keluar di awal interaksi kita dengan siapa pun dalam posisi apapun adalah dengan senyuman.
Senyuman merupakan penanda dari cerminan keikhlasan suasana jiwa kita dalam melakukan interaksi atau layanan. Ketika layanan dan interaksi dilakukan atas dasar keikhlasan, maka orang lain akan merasakan nikmat dan manfaat dari layanan yang diberikan. Sebaik-baiknya manusia adalah yang manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Dengan demikian layanan yang kita berikan “bermakna untuk diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain”, tandas Ajat. (Isti)